Lebih dari 3 juta anak di seluruh dunia meninggal setiap tahun karena kekurangan gizi, terhitung lebih dari lima puluh persen kematian di antara mereka yang di bawah usia 5 tahun, menurut sebuah laporan yang baru diterbitkan.
Para ahli menganalisis sejauh mana sebenarnya efek global malnutrisi, serta faktor-faktor yang menyebabkan hal itu, untuk mengembangkan kerangka kerja baru dalam hal pencegahan dan pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak, sejak hari pertama mereka dilahirkan sampai mereka hampir tiga tahun, mempunyai peran penting dalam kesehatan dan masa depan mereka.
Profesor Robert Black, Departemen Kesehatan Internasional di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, yang memimpin penelitian, mengatakan:
"Hal ini memperkuat bukti bahwa kemajuan ekonomi suatu negara tergantung dari 1.000 hari pertama kehidupan setiap anak. Malnutrisi dapat menghantui anak-anak selama sisa hidup mereka. Anak kurang gizi lebih rentan terhadap penyakit menular dan mencapai kecerdasan yang kurang maksimal serta memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah. Akibatnya, gizi pada anak secara signifikan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. "
Menurut laporan PBB, biaya ekonomi global untuk malnutrisi adalah 3.5 trilyun US Dollar. Selama lima belas tahun ke depan, diperkirakan bahwa kekurangan gizi akan menempatkan hampir lima ratus juta anak-anak pada risiko masalah kesehatan permanen.
Nutrisi yang tepat sangat penting untuk perkembangan yang sehat untuk mendorong, mendidik dan memberikan pengertian kepada orang-orang terutama orang tua bahwa dengan makanan sehat untuk bayi dan batita (di bawah tiga tahun) adalah kunci untuk mengatasi kekurangan gizi global.
Sebuah penelitian sebelumnya yang dilakukan di Niger menemukan bahwa angka kematian anak menurun 50% setelah anak menerima makanan tambahan bergizi tinggi . Lebih dari 800.000 kematian neonatal disebabkan oleh pertumbuhan yang buruk pada bayi saat dalam kandungan, karena kekurangan gizi yang terjadi pada ibu hamil. Wanita yang kekurangan gizi mempunyai resiko lebih tinggi meninggal selama kehamilan atau dapat melahirkan secara prematur. Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah lebih dari dua puluh lima persen dari bayi dianggap kecil untuk usia kehamilan mereka, yang meningkatkan risiko kematian. Dalam sebuah artikel yang menyertainya, Profesor Joanne Katz, Departemen Kesehatan Internasional di Sekolah Bloomberg, menulis:
"Untuk mencegah kematian neonatal, kita harus mengetahui apakah bayi lahir terlalu kecil atau terlalu cepat, bukan hanya berat lahir bayi. Ini akan memungkinkan kita untuk lebih menerapkan cara yang tepat dalam rangka mencegah kondisi ini dan meningkatkan kelangsungan hidup."
Profesor Robert Black menyimpulkan bahwa negara-negara berkembang tidak akan pernah keluar dari kemiskinan atau meraih kemajuan ekonomi jika warga negara mereka tidak mau memperhatikan masalah kecukupan gizi pada bayi dan anak-anak yang diperlukan untuk hidup lebih produktif. Dia menyatakan:
"Kita harus memaksimalkan usaha kita dan melakukan apa saja yang kita yakin bahwa itu dapat bekerja maksimal dalam rangka mengatasi malnutrisi. Hasil studi yang dipimpin oleh Profesor Zulfiqar Bhutta dari Universitas Aga Khan menunjukkan, pengobatan malnutrisi akut, promosi gizi untuk bayi dan pemberian makanan anak yang baik, serta suplemen seng, sudah bisa menyelamatkan 900.000 anak per tahun. "
Semoga bermanfaat.
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Sopan dan Bahasa Yang Baik
Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi Saya di
085777753402 atau 081225280532
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA